Hidup di dunia ada 2 pokok yaitu mencari ilmu atau mengajarkan ilmu. Karena menuntut ilmu hukumnya sangat wajib bagi setiap muslim yang berakal, baik miskin atau kaya, orang kampung atau pun orang kota, selama dia berakal sehat wajib hukumnya menuntut ilmu. Dikatakan dalam Hadis :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَی كُلِّ مُسلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
“Menuntut ilmu itu sangat wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan” —Al-Hadis—
Ada 6 syarat-syarat mencari ilmu yang ditulis oleh imam Al-Zarnuzi yang isinya adalah:
"Saudaraku! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku terangkan kepadamu perinciannya dengan jelas : kecerdasan, haus terhadap ilmu, kesungguhan, dirham (ada bekal), petunjuk guru dan lama waktunya"Marilah kita kupas satu persatu tentang syarat-syarat mencari ilmu :
1. Kecerdasan. Untuk yang satu ini, sepertinya sudah hampir pasti, orang yang cerdas, pasti akan dengan mudah mendapatkan ilmu, dan mungkin bisa dikatakan bahwa kecerdasan itu sudah bawaan dari sononya. Tapi, laksana parit yang dialiri air, bisa saja dia menyempit dan juga bisa melebar, artinya kecerdasan adalah sesuatu yang bisa hilang jika tidak dilatih, namun bisa juga bertambah jika kita biasakan untuk menggunakan akal fikiran kita.
2. Haus Terhadap Ilmu. “Kejarlah cita-citamu setinggi langit”. Peribahasa ini memberikan arti bercita-citalah setinggi-tingginya dan raihlah cita-cita itu sampai dimana pun. Peribahasa tersebut memberikan motivasi kepada kita untuk pantang menyerah mengejar cita-cita (pendidikan) kita. Haus terhadap ilmu akan menjadikan proses yang 'memaksa' kita untuk mendapatkan ilmu tersebut.
3. Kesungguhan. Bisa jadi minat dan kemampuan kurang. Namun jika kita tetapkan harus belajar sesuatu, entahlah karena sesuatu ini yang memang prospected sehingga atau dengan alasan yang lain, maka kesungguhan adalah syarat utamanya. Di mana ada kemauan, di sana pasti ada jalannya. Sudah bukan rahasia lagi orang yang sungguh-sungguh pasti akan mendapatkan yang dia inginkan.
4. Dirham (Ada bekal)
إنَّ ﺍﷲَتَكَفَّلَ لِطَالِبِ اْلعِلْمِ بِرِزْقِهِ
“Sesungguhnya Allah pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu”
Dalam lafal hadis di atas tertulis lafazh takaffala dengan menggunakan fi’il madhy yang aslinya mempunyai arti ‘telah mencukupkan’ yang “seolah-olah” sudah terjadi. Maka lafazh tersebut mempunyai makna pasti, asalkan dibarengi dengan keyakinan terhadap kekuasaan Allah. Dan yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala kekurangan——biaya— pasti mampu atau bisa menyelesaikan pendidikan. Karena pasti akan ada jalan lain selama manusia berusaha dan yakin terhadap kekuasaan dan pertolongan Allah Al-Yaqinu Lâ Yuzâlu bi as-Syak Artinya: ”keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keragu-raguan”. Dan akhirnya maka tidak ada alasan orang tidak bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti keterangan sebelumnya carilah jalan lain, solusi lain untuk bisa menuntut ilmu.
5. Petunjuk Guru
Guru adalah orang yang sudah tahu lebih dahulu, dan bila kita bergaul dengannya, maka sudah bisa dipastikan akan terjadi transfer ilmu yang natural, dan pada prosesnya, gurupun juga belajar, dan bagi mereka, murid-muridnya adalah sebagai guru, proses timbal balik yang alamiah.
Sebagai guru haruslah mempunyai sifat-sifat yang mencerminkan kemuliaan ilmu dan tabi’at——akhlaq—yang baik. Kita analogikan seorang petani profesional akan merawat tanamannya dari rumput pengganggu, ia akan membasmi hama dan penyakitnya. Demikian pula seorang pendidik haruslah membersihkan dirinya dari segala kebiasaan buruk dalam masyarakat. Ia akan tanggap dan waspada dengan para penyeru maksiat. Hendaklah ia membenahi dirinya sebelum ia menebarkan benih-benihnya. Ia harus menanamnya dalam lahan yang subur. Hendaklah ia menyibukkan diri dengan amal kebaikan, kesibukan-kesibukan akhirat yang akan menjadi tameng dari syahwat dan syubhat. Kemudian sebaik-baik pendidik adalah yang konsisten dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah yang tercermin lewat akhlak dan amalan-amalannya yang shalih. Cerdas dalam mendeteksi penyakit hati serta berpengalaman dalam mengobatinya, remaja yang tumbuh dari pendidikan—tarbiyah—yang baik maka akan menjadi buah yang segar nan ranum. Ia bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar.
Beberapa ciri-ciri tabi’at guru—pendidik—yang harus ditanamkan adalah sebagai berikut:
• Mencintai pekerjaannya sebagai guru
• Adil terhadap semua murid
• Sabar dan tenang
• Berwibawa (dilihat dari ilmu dan taqwanya) serta kemampuan memengaruhi orang lain
• Harus gembira
• Bersifat manusiawi
• Bekerja sama dengan manusia lain
• Bekerja sama dengan masyarakat
• Selalu ikhlas mendoakan muridnya
• Berusaha ikhlas mengajarkan ilmunya
6. Lama Waktunya Maksudnya selesaikanlah pendidikan itu samapai tuntas, jangan sampai berhenti di tengah jalan. walaupun mungkin lambat, yang penting sampai juga, kalau kata pepatah jawa : Alon-alon asal kelakon. Walaupun dengan pandangan modern sudah dianggap kuno, karena mereka inginkan cepat dan selamat, namun waktu yang cukup dan kita tetap konsisten, pada akhirnya kita akan mendapatkan ilmu tersebut.
0 comment:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
No Spam & No Porn